Keikhlasan bagaikan angka 0 dalam matematika

Dalam kehidupan sehari-hari kita sering mendengar kata ikhlas maupun keikhlasan, tapi apakah arti sebenarnya hal tersebut. Kalau diartikan secara tersurat ikhlas berarti berbuat tanpa mengharapkan apa pun selain ridha-NYA.

Untuk memudahkan keikhlasan bisa kita gunakan persamaan dasar matematika, kita ibaratkan ikhlas adalah angka 0, kenapa? karena mudah dalam implementasinya. Angka 0 Kalau  kita kalikan dengan berapapun nilainya hasilnya 0, angka 0 kalau kita bagi dengan bilangan berapapun hasilnya tak terhingga atau keberkahan, karena dudukan keberkahan adalah tak terhingga tidak ada yang tahu berapa nilainya.

Sebalikkan ketidak ikhlasan kita ibaratkan angka 1, bilangan berapapun kalau di kalikan angka 1 hasilnya bilangan itu juga, dan jika di bagi angka 1 ya hasilnya bilangan itu juga.

Sebagai contoh orang yang mendapat rizqi, kalau dia menerapkan angka 0, maka dia akan ikhas berapa pun rizki yang dia terima dan selalu cukup dengan apa yang didapatnya, bahkan dengan rizkinya tersebut masih bisa membantu orang lain. Ibarat angka 0 kalau dibagi berapapun hasilnya tak terhingga, Di titik ini lah maka keberkahan dari rizki tersebut di posisi tak terhingga.

Sebaliknya kalau dia di posisi angka 1(tidak ikhlas) maka tidak akan cukup berapapun rizki yang dia terima karena nilainya ya cuman senilai rizki itu saja tidak ada keberkahan didalamnya. ibarat angka 1 dibagi berapapun hasilnya nilai itu juga tidak lebih dan tidak kurang.

Contoh yang lain ya itu orang yang terkena halangan atau cobaan, kalau dia di posisi angka 0 atau ikhas maka berapapun halangan atau cobaan yang menerpa dia dan dia menerimanya dengan ikhlas maka tidak akan terasa cobaan atau halangan tersebut. kalau diibaratkan berapapun cobaan atau halangan kalau dikalikan dengan 0 (ikhlas) maka hasilnya 0 yang berarti Dia tidak pernah merasakan beban apapun terhadap halangan dan cobaan yang menimpanya.

Sedangkan pada orang yang menerapkan angka 1, dia akan merasakan sakit, stress dan bahkan sakit jiwa atau berputus asa, karena dia selalu merasakan gejolak jiwa sesuai dengan besar dan kecilnya cobaan.

Untuk itu, setiap manusia haruslah menuju ke titik Nol. Maka akan diperoleh ketenangan, kecukupan dan keberkahan yang telah dijanjikan Allah, fiddun-yaa hasanah wa fil aakhirati hasanah….. amin.

image from www.apha.org